Ramalan Soekarno Untuk Malaysia

Tanggal 6 Juni merupakan momen kelahiran seorang tokoh besar bangsa Indonesia yang semasa hidupnya hanya dicurahkan untuk kepentingan tanah airnya. Nama panggilannya ketika masih kanak-kanak Kusno yang kemudian lebih dikenal dengan Soekarno. Ia adalah tokoh penggerak revolusi di negeri ini dengan pidato-pidatonya yang cukup menarik perhatian setiap orang yang mendengarnya. Setiap kali ia berkata dengan bahasa retorikanya yang menggebu-gebu, baik tentara Belanda, Jepang maupun para pejuang Indonesia higga petani berhenti untuk mendengarkan apa yang diucapkannya itu, bukan karena lulucon yang ia sampaikan, akan tetapi simpati setiap orang yang membuatnya banyak mendatangkan simpati dari kawan maupun lawan-lawannya.
Demi untuk mengapai cita-cita negara Indonesia yang merdeka, ia rela berkorban dengan segala konsekuensi yang akan ia terima dengan ikhlas. Selama hidunya untuk mengabdi kepada negara, ia sudah beberapa kali dipenjarakanoleh pemerintahan kolonial yang sedang berkuasa saat itu. Namun semangatnya tetap membara untuk melepasan Indonesia dari belenggu para penjajah yang ingin mengeruk kekayaan alam bangsanya. Sayangnya diakhir hidupnya ia diasingkan oleh anak bangsanya sendiri dengan kesendirian. Ia dituduh menghianati bangsanya sendiri yang selama ini ia perjuangkan dengan luka dan darah. Bahkan hampir tak seorangpun tahu ia sedang digerogoti oleh penyakitnya yang mulai menyerangnya dengan tanpa ampun di akhir hidupnya, padahal jasa-jasanya untuk bangsa ini sampai kini masih eksis berdiri ditengah-tengah kita. Pancasila adalah rumusan warisan Soekarno yang kini masih menjadi lambang negara Indonesia yang Bhineka.

Soekarno adalah sosok pemimpin yang patut ditiru oleh para pemimpin kita saat ini yang masih begitu lemah memimpin bangsa ini. Sikap tegasnya yang tidak pernah gamang mengambl kebijakan adalah ciri khas Soekarno yang belum diwarisi oleh pemimpin-pemimpin negeri kita saat ini. Apalagi rela mengorbankan apasaja demi kepentingan bangsanya. Wajar jika negeri ini terus memperoleh statemen yang buruk oleh karena kerja para pemimpin kita sepeninggal Soekarno yang tidak pernah becus memimpin bangsanya. Inilah yang ditakutkan oleh Soekarno saat itu, ia menunjukan ketegasannya kepada siapa saja yang ingine mengambil secengkal tanahpun milik Indonesia yang ia perjuangkan mati-matian, sementara kita lihat para pemimpin saat ini ketika ada wilayah Indonesia yang diterobos oleh negara lain seolah tak bisa berbuat apa-apa, kecuali hanya bersikap pasrah.



Awas Malaysia

Sekali lagi keberanian soekarno yang selalu mengangkat tema revolusi harus teruji, apakah ia benar memperjuangkan kepentingan bangsanya atau hanya untuk kepentingan pribadinya semata. Saat itu pada tahun 1962 Soekarno membuka konfrontasi dengan Malaysia yang ingin menjadikan sebagian wilayah Indonesia di kalimantan menjadi wilayahnya. Dalam salah satu pidatonya, Seoakrno dengan lantang mengeluarkan statemen “Ganyang malaysia” sebuah statemen yang cukup terkenal saat itu, menunjukan keberanian yang tidak tertandingi meskipun dengan mengandalkan kekuatan seadanya, meskipun dengan mengorbankan dua ribu kopassus dalam menghadapi pasukan Inggris dan Australia yag melindungi Malaysia.

Pernyataan Soekarno ini bukan dengan tanpa alasan, ia mulai mencium bau busuk keberadaan Malaysia yang didukung oleh Inggris dan Australia. Kekalahan Indonesia saat itu bukan berarti merupakan kekalahan telak karena pasukan Indonesia tidak berhadapan secara langsung dengan pasukan diraja Malaysia. Soekarno memandang cukup getir masa depan bangsa Indoensia nantinya. Sebagai Negara boneka inggris, menurut Soekarno, tentunya Malaysia tidak akan pernah berhenti menganggu kemerdekaan dan kedaulatan Indonesia untuk dijadikan sebagai salah satu negara bagiannya atas nama persamaan ras Melayu.

Stateman ganyang Malaysia yang diucapkan oleh Soakarno dengan lantang menunjukkan bagitu tegasnya ia pada siapa saja yang akan menganggu kedaulatan Indonesia. Ia berfikir, jika ia bersikap lunak maka nasib bangsa Indonesia kedepan akan selalu menjadi incaran negara-negara tetangga yang menginginkan wilayah Indonesia yang cukup luas, bahkan merupakan wilayah yang paling luas di di Asia Tengara. Apalagi sejarah masa lalu mereka pernah menjadi taklukan kerajaan Majapahit yang hampir menguasai sebagian besar Asia Tenggara.



Pelajaran untuk pemimpin saat ini

Yang paling ironis adalah kepemimpinan Indonesia saat ini yang seharusnya menjadi pelanjut perjuangan Soekarno. Para pemimpin kita sat ini justru berkalung kepentingan pribadi dan kelompoknya, bukan mengedepanan kepentingan bangsanya, nama Soekarno yang bahkan dipajang disalah satu partai politik hanya dimanfaatkan untuk kepentingan partainya demi untuk menarik simpati rakyat. Sementara semangat Soekaro yang dulu mengebu-ngebu untuk melanjutkan revolusi tidak terdengar lagi ditelinga kita.

Dibutuhan pemimpin yang memiliki jiwa revolusi untuk membangun negeri ini. Jiwa-jiwa pemimpin yang tidak pernah kenal lelah dalam mebela bangsanya. Jiwa-jiwa pemimpinan yang siap membela kedaulatan republic Indonesia dari gangguan luar. Yang jelas, kita sedang lemah dalam segala bidang, baik pertahanan, keamanan maupun ekonomi. Belum ada sosok pemimpin seperti soekarno yang tegas dalam memimpin bangsanya. Nyatnaya apa yang dikahwatirkan oleh Soekarno semsa hidupnya kini telah benar-benar menjadi kenyataan. Kasus pulau Sipadan dan Ligitan kini telah lama jatuh ketangan Malaysia yang sebelumnya brada di perairan Indonesia. Kini menyusul pulau Ambalat yang kini masih dincar oleh Malaysia. Jika para pemimpin bangsa ini tidak memiliki jiwa revolusi sebagaimana Soekarno yang memiliki ketegasan dalam memimpin, maka nasib bangsa ini akan terus menjadi sasaran provokasi dan gangguan kedaulatan oleh Malaysia yang selama ini menaruh kebencian terhadap Indonesia. Bahkan bisa merambah ke Negara-negara lain untuk mengambil kedaulatan kita. Inilah tugas para capres dan cawapres untuk kepemimpinan Indonesia kedepan.

info : http://informasiuptodate.blogspot.com/

Tentang pidato Bung Karno tahun 1963 yang isinya Ganyang Malaysia, sekilas kata katanya:

Ini dadaku, mana dadamu?
Kalau Malaysia mau konfrontasi ekonomi
Kita hadapi dengan konfrontasi ekonomi
Kalau Malaysia mau konfrontasi politik
Kita hadapi dengan konfrontasi politik
Kalau Malaysia mau konfrontasi militer

0 komentar:

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More